BERITA



DR TB Silalahi: Kunjungan 5 Menteri ke Tapanuli




Medan (SIB)
Lima Menteri masing-masing Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Perhubungan Freddy Numbery, Menteri Pariwisata Jero Wacik, Menteri Pendidikan Nasional Dr M Nuh dan Menpora Dr Andi Mallarangeng akan melakukan kunjungan kerja ke Balige, Kabupaten Tobasa atas undangan Letjend (Purn) DR TB Silalahi,SH pada Jumat (16/7) mendatang.
Kegiatan para menteri itu antara lain meresmikan Kapal Ferry Sumut-1 dan 2, meninjau Museum Batak yang dibangun TB Silalahi yang akan diresmikan Presiden SBY. Para Menteri juga diharapkan memberi perhatian melalui program pembangunan kepariwisataan dan reboisasi hutan di kawasan Danau Toba. Sedangkan Menteri Perhubungan Freddy Numbery secara khusus akan meninjau pembenahan Bandara Silangit yang juga akan diresmikan Presiden SBY bulan Desember mendatang, serta memberi ceramah di Kampus Universitas Sisingamangaraja Tapanuli (Unita) di Silangit.
Letjen (Purn) DR TB Silalahi SH di Jakarta melalui percakapan telepon dengan wartawan SIB Relieve Pasaribu, Minggu (11/7) sore mengatakan, rombongan Menteri itu akan terbang langsung dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan pesawat khusus jenis Foker-28 Jet dan diperkirakan mendarat di Bandara Silangit Jumat pagi pukul 10.00 WIB. “Selanjutnya, Menteri Perhubungan meninjau Bandara Silangit dan langsung memberi ceramah di Kampus Unita di Silangit dan Menteri lainnya meresmikan pengoperasian dua kapal Ferry yaitu Sumut-1 dan Sumut-2 untuk melayani penyeberangan di Samosir,” kata pak TB.
Pak TB tidak menampik ketika disinggung wartawan kalau kedatangan para Menteri itu atas undangannya untuk membantu memajukan daerah dan masyarakat di kawasan Danau Toba melalui program-program pembangunan di berbagai sektor utamanya sektor pendidikan yang sudah dimulai pak TB melalui SMU Plus Yayasan Soposurung sejak 1990 lalu yang belakangan dijadikan SMA percontohan secara nasional pada era Presiden Suharto.
“Orang Batak itu berkarakter keras, kita dulu menyadari bahwa pendidikan adalah modal dasar untuk bisa merobah Tapanuli sebagai daerah kemiskinan menjadi lebih baik dan maju di masa mendatang. Makanya kita dirikanlah SMU Plus Soposurung yang menjadi contoh secara nasional. Di Tapanuli juga sudah ada Universitas yang dibangun Pak GM Panggabean yaitu Unita di Silangit dimana Menteri Perhubungan akan ceramah di sana setibanya dari Jakarta. Jadi ini perhatian kita bagaimana merobah nasib dan karakter orang Batak,” kata pak TB.
Kemudian, Menteri Pariwisata akan meninjau prasarana pariwisata dan diharapkan memberi perhatian serius menghidupkan kembali kepariwisataan di Danau Toba dan sekitarnya yang belakangan semakin sepi wisatawan. Salah satu agenda kedatangan Menteri Jero Wacik di Balige adalah meninjau pembangunan Museum Batak yang konon termegah dan termodern di seluruh Indonesia. Museum itu rencananya akan diresmikan Presiden SBY pada Desember 2010 mendatang untuk menambah objek wisata di kawasan Tapanuli.
Sedangkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan juga melihat langsung kondisi kehutanan di kawasan Danau Toba yang sudah banyak gundul untuk selanjutnya diharapkan bisa membuat program reboisasi besar-besaran.
Kata pak TB, berdasarkan sejarah menurut majalah National Geographic dari Amerika Serikat, Danau Toba tercipta akibat meletusnya Gunung Merapi sekitar 70 ribu tahun lalu. “Itulah letusan gunung terbesar sepanjang sejarah dunia ini muncul Danau Toba yang terkenal sangat indah dan subur. Dulunya ditumbuhi hutan lebat, tapi sekarang terlihat gundul akibat maraknya penebangan. Kedatangan Menhut kita harapkan untuk memperhatikan masalah itu sekaligus membuat program reboisasi,” kata Pak TB.
Disebutkan, untuk mengembalikan kepariwasataan di kawasan Danau Toba perlu dilakukan pembenahan di berbagai sektor secara terpadu termasuk sektor perhubungan. Karena dewasa ini ini jarak tempuh dari Medan ke Danau Toba rata-rata 4-5 jam, hal itu disadari turut membuat wisatawan enggan datang. Oleh sebab itu, atas keseriusan pak TB memperhatikan kawasan Danau Toba, Presiden SBY pun ikut mendukung pengembangan Bandara Silangit secara bertahap hingga nantinya bisa didarati pesawat jenis Boeing.
“Kedatangan Menhub untuk meninjau pembenahan Bandara Silangit yang nantinya akan diresmikan Presiden SBY pada Desember mendatang. Setelah itu Bandara Silangit akan didarati pesawat Silk Air dari Singapura dan Malaysia Airlines System membawa rombongan wisatawan dan pengusaha. Kemudian nantinya Silangit sudah bisa didarati penerbangan reguler jenis Boeing dari Sukarno-Hatta atau pun via Batam. Sehingga kepariwisataan dan perekonomian kawasan Danau Toba semakin meningkat,” harap pak TB.
Sementara itu, para Menteri utamanya Menpora Andi Mallarangeng juga akan meninjau pembangunan Dojo Karate yang sedang dibangun pak TB di dekat Asrama SMU Plus Soposurung berbiaya Rp 2 miliar. “Nantinya Menpora juga akan berdialog dengan atlet-atlet karateka Tobasa yang sudah ikut mengharumkan Indonesia di even kejuaraan Asia dan dunia. Begitulah, saya kemarin memohon dan meminta ijin kepada Presiden agar lima Menteri terkait datang meninjau ke Tapanuli. Soalnya pak Presiden pun sangat perhatian bagaimana Tapanuli bisa maju,” ungkap pak TB.(M-17/d)

KOMPAS.com - Sekitar 2.000 lebih naskah asli adat Batak, 1.000 di antaranya terbuat dari kulit kayu, saat ini berada di negeri Belanda dan Jerman. Profesor Dr Uli Kozok MA dari University of Hawaii, Minoa, Amerika, di Medan, Kamis (8/7/2010), mengatakan, ribuan naskah asli adat Batak tersebut dibawa ke luar negeri ketika masa penjajahan Belanda dan masa Zending IL Nomensen di tanah Batak.

Uli Kozok, ahli linguistik Batak asal Jerman, telah melakukan serangkaian penelitian soal sastra Batak. Penelitian itu dilakukan Uli untuk desertasi doktoralnya di Universitas Hamburg.

Seorang mahasiswa Uli Kozok, Nelson Lumban Toruan, yang memiliki kepedulian terhadap naskah Batak mengatakan, aksara Batak yang kini dikenal masyarakat sudah berlainan variasinya. Variasi pertama aksara Batak adalah yang ditulis di berbagai naskah. Jika

ditulis pada kulit kayu, dikenal sebagai pustaha (pustaka) atau laklak. Naskah lain ditulis di tulang, biasanya di tulang kerbau dan bambu. Tak pernah ada yang tahu pasti kapan pertama kali naskah Batak ditulis.

"Sebagai gambaran, sejak tahun 1700-an, British Museum sudah memiliki koleksi naskah Batak. Itu pun tak diketahui kapan naskah itu dibuat," kata Nelson.

Saat ini baru dua naskah yang bisa diakses untuk umum karena telah diolah dalam bentuk digital. Sedangkan naskah lainnya belum dapat diakses karena masih dalam bentuk asli dan dikhawatirkan akan rusak jika diakses untuk umum.

"Isinya pada umunya berupa instruksi atau tatacara upacara ritual keagamaan, cara mengalahkan musuh dalam peperangan, puisi-puisi cinta, dan tradisi, serta budaya Batak lainnya," katanya.

Ribuan naskah tersebut lebih aman dan terjamin kelestariannya jika berada di luar negeri. Pasalnya, di luar negeri lebih kecil peluang naskah tersebut diperjualbelikan atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

"Selama ini di Indonesia banyak benda budaya yang seharusnya dirawat tetapi malah diperjualbelikan. Makanya lebih baik naskah-naskah asli tersebut lebih aman jika berada di luar negeri," katanya.

Menurut ahli sejarah itu, pembuatan naskah dan budaya Batak dalam bentuk digital dewasa ini sangat diperlukan, mengingat setiap naskah yang berada di luar negeri itu tidak mudah dibawa kembali ke Indonesia.

"Kalau sudah dalam bentuk digital akan mudah diakses oleh siapa saja termasuk juga oleh ilmuan-ilmuan yang meneliti lebih jauh tentang adat-istiadat suku Batak," katanya.(*)